Sabtu, Juni 15, 2013

I hear your voice Part 1-1

Disebuah kelas pada pagi hari terlihat beberapa siswa yang sengaja menuangkan minyak dilantai juga lem pada gagang pengepel. Seorang gadis bernama Go Sung Bin (Kim Ga Eun) datang tergesa-gesa dan memberitahu bahwa target sudah hampir tiba. Dan sontak seluruh anggota kelas bersandiwara.
               
                       

Moon Dong Hee masuk bersama dengan Park Soo Ha (Lee Jong Suk). Sung Bin memanggil Dong Hee dengan sebutan 'Ssang Ko' atau Double Nose. Ia menyuruh Dong Hee untuk mengepel. Soo Ha yang berada dibelakang gadis itu membaca pikiran Sung Bin dan Choong Ki (Park Doo Shik) yang berada disamping Sung Bin.

Soo Ha menawarkan diri untuk mengepel dan menyuruh Dong Hee untuk membersihkan jendela. Semua terkejut. Dan Soo Ha yang sudah tahu hal itu berpura-pura tidak tahu. Tangannya terkena lem yang ada di gagang pel dan terjatuh karena minyak, tapi ia beralasan bahwa dirinya tergelincir.

Choong Ki yang kesal berusaha untuk melawan Soo Ha tapi pria itu selalu bisa menghindar. Tangan Soo Ha yang sempat tertempel di gagang pel akhirnya lepas begitu Choong Ki menendang gagang pel dan patah. Choong Ki terengah-engah. Soo Ha kembali melirik mata pria itu, membaca pikirannya kemudian menendangnya.

Choong Ki dikamar mandi sambil menelpon seseorang. Ia tidak mengakui kekalahannya, hanya tergelincir. Ia semakin kesal karena orang itu mengatakan bahwa Soo Ha adalah yang terbaik disekolah (dalam hal berkelahi). Choong Ki menutup teleponnya, ia hendak membuang air kecil.


Choong Ki yang tengah buang air kecil tiba-tiba terkejut karena kedatangan Soo Ha. Soo Ha  membicarakan mengenai pukulan tadi, Choong Ki terlalu memaksakan dirinya. Choong Ki melirik Soo Ha. Soo Ha balik menatap Choong Ki dan melihat air seni pria itu yang semakin sedikit. Ia menyuruh Choong Ki untuk buang air kecil dengan santai.

Soo Ha dan Choong Ki mencuci tangan. Ia tahu kalau Choong Ki penasaran mengenai kemenangannya tadi. Choong Ki terkesima dan menatap Soo Ha, "Dia benar-benar bagus." Soo Ha tersenyum membaca pikiran Choong Ki. Ia hendak mengajari Choong Ki jurus jitunya, tapi pria itu berpura-pura menolak.

Selesai cuci tangan Soo Ha mendadak menarik kerah baju Choong Ki. Ia lalu mengatakan rahasianya, ia bisa membaca pikiran orang dengan melihat mata. Apa yang dipikirkannya, kearah mana dia akan menyerang, dan dimana dia akan menghindar. Choong Ki terbelalak. Soo Ha tiba-tiba tertawa, ia mengatakan itu bohong. Ia tidak memiliki jurus jitu, tadi ia hanya tergelincir. Choong Ki tersenyum senang, hal itu benar jadi Soo Ha harus bersyukur.

Lain dimulut lain dihati. Dan kata-kata tadi tidak tulus dari hatinya karena sebenarnya Choong Ki mengejek Soo Ha seorang yatim piatu yang patut dikasihani. Soo Ha sepertinya sangat sangat tidak menyukai kata-kata itu. Tapi ia hanya bisa tutup mulut.

Soo Ha memasang kabel headset dan terlihat gantungan kunci dengan gambar angel. Ia memegang gantungan itu, "Kadang kala karena kita berdua.." Terdengar suara alunan lagu.

Seorang anak kecil menyanyi, dia adalah Soo Ha kecil (Goo Seung Hyun). Ia berada dimobil bersama Ayahnya dan gantungan yang sama tergantung di tengah kaca mobil. Ayah bertanya mengenai kupon untuk minggu ini. Soo Ha mengatakan ada kupon pizza dan salad, juga 40% potongan harga untuk Aqua-quest, tempat akuarium terbesar dinegara mereka. Soo Ha kecil mengajak Ayahnya tapi Ayah tidak suka, ia sudah sering kesana tapi Soo Ha tidak pernah sekalipun kesana. Ia mengajak Ayah pergi kesana minggu depan. Ayah berjanji sambil tersenyum. Ayah bertanya mengenai kupon yang lain. Tiba-tiba mata Soo Ha membesar. Ia terkejut.

Dan tiba-tiba sebuah truk menggilas mobil mereka. Ayah yang sadar memanggil anaknya, “Soo Ha.. Soo Ha.. Bangun.” Soo Ha perlahan membuka matanya, “Ayah.” Ayah bertanya, “Apa kau kesakitan?” Soo Ha menjawab, “Kepalaku sakit.” Ayah menyuruh Soo Ha untuk tetap bertahan dan sadar.
                   


Dan sipenabrak turun dari mobil. Ia mengetuk kaca depan mobil. Ayah bicara, “Bisakah kau mengeluarkan kami dari mobil? Anakku kesakitan.” Si penabrak tersentak. “Dia masih hidup. Aku harus membunuhnya sekaligus.” Soo Ha terkejut mengetahui pikiran si penabrak, “Ini akan sangat mengganggu.” Ayah meminta sekali lagi agar si penabrak membuka pintu. Si penabrak pergi.

Soo Ha memanggil Ayahnya, “Ayah.. Kaburlah. Orang itu mencoba untuk..” Belum ia menyelesaikan kalimatnya si penabrak datang dengan pipa dan merusak kaca depan mobil. Si penabrak menyingkirkan kaca mobil dan memukuli Ayah menggunakan pipa. Darah terciprat kewajah si pelaku . Soo Ha berteriak, “Ayaahhh!!” Ia pun menangis.

Pelaku turun dan membuka pintu mobil Soo Ha. Anak itu menangis. Pelaku mengayunkan pipa. Gantungan angel bergerak.
           
     


“Sejak hari itu ada dua jenis suara diduniaku. Yang satu adalah suara yang dapat didengar semua orang. Dan yang satu lagi.. adalah yang hanya aku dapat mendengarnya.” Terdengarlah suara pikiran orang-orang dengan masalah mereka masing-masing. “Duniaku sedikit lebih ribut daripada dunia orang lain.” Soo Ha memasang headsetnya.



EP 1  

Sung Bin menghampiri Soo Ha yang duduk menyendiri. Ia memberikan penghapus lem pada Soo Ha dan juga kapas. Sung Bin penasaran tentang kejadian tadi, mengapa Soo Ha mengagalkan rencana mereka untuk Double Nose? Soo Ha berpura-pura tidak tahu, “Tadi itu untuk Double Nose? Aku tidak tahu.” Sung Bin tahu kalau Soo Ha berbohong. Soo Ha tetap pada pendiriannya, tidak tahu.

Sung Bin bertanya, apa Soo Ha menyukai Double Nose? Soo Ha menatap Sung Bin dan menggeleng kepalanya, tidak. Tapi Valentine tahun lalu Soo Ha bilang bahwa ia menyukai seseorang dan itu sebabnya dia tidak menerima coklat. Soo Ha mengakui hal itu, tapi orang itu bukan Double Nose. Sung Bin bertanya siapa orangnya? Dan dipikirannya, “Apa orang itu adalah aku?” Soo Ha tersenyum, “Kau tidak berpikir itu kau, Sung Bin, kan?” Sung Bin berteriak, “Hei! Apa aku gila? Aku tidak berpikir orang itu adalah aku tapi.. siapa gadis itu?”

                   
Dan dipikiran Sung Bin, “Apa ini sesuatu seperti cinta pertamanya?” Soo Ha menjawab pertanyaan Sung Bin, “Ini cinta pertamaku.” Sung Bin bertanya siapa orangnya. Dipikirannya ia bertanya, “Apa dia cantik? Apakah dia baik?” Soo Ha mengiyakan, dia sangat cantik.

Sung Bin menasehati, “Jangan terlalu melihat penampilan gadis. Guru mengatakan itu hanya bertahan sementara.” Soo Ha menyahut, “Dia tidak hanya cantik.”
            
                       

Orang yang mereka bicarakan sedang berjalan dan tiba-tiba ada bola basket yang terlempar ke area genangan lumpur dihadapannya. Beberapa siswa menyuruh orang itu melemparkan bola kearah mereka. Orang itu adalah Jang Hye Sung (Lee Bo Young). Hye Sung membersihkan kakinya kemudian mengambil bola itu dan.. Melemparkannya kebelakang. Bola pun semakin menjauh dari siswa tadi.

“Dia baik, pintar, dan wanita terdingin didunia.”

Diruang revisi ada beberapa orang seperti melakukan persidangan. Dan salah satunya adalah Hye Sung. Ia bertopang dagu sambil memutar-mutar pensilnya. Ia bicara dengan nada yang lambat, “Yang mulia. Terdakwa, Lee Young Chul, terdakwa mengakui dan sangat menyesalinya. Terdakwa sekarang ini.. Apa kau memiliki Ibu?” Terdakwa menjawab ya. Hye Sung dengan nada malas menyuruh hakim untuk memikirkan mengenai terdakwa dan Ibunya yang hidup susah.

                                   

Sekarang orang yang duduk disebelah Hye Sung berganti menjadi seorang wanita. Dan ia mengulang kalimat yang sama, bahkan Hakim mengikuti perkataan Hye Sung. Semuanya terlihat bosan..

Hye Sung berjalan keluar dari kantor pengadilan sambil menelpon Ibunya. Ibu memastikan bahwa Hye Sung sudah mempersiapkan diri untuk interview ‘Public Defender’ (pembela umum, sejenis pengacara yang disediakan negara..). Hye Sung mengambil souvenir yang dibagikan oleh seorang ahjuma sambil terus menelpon.

Ibu bertanya apa Hye Sung punya uang? Kalau iya, maka Hye Sung harus membayar hutangnya. Dan Hye Sung kembali ke ahjuma tadi meminta souvenir. Ahjuma memberikan lagi. Hye Sung masih bicara dengan Ibunya, keuangan tidaklah stabil bahkan satu dari enam pengacara tidak dapat menghasilkan 2 juta won perbulan. Ibu kesal, berapa penghasilan Hye Sung bulan lalu? Hye Sung bilang 880 ribu won, dan itu karena Ibu melahirkannya di era itu.

Jika Hye Sung tidak bisa menjadi Public Defender maka Ibu akan bertindak. Dan Hye Sung harus membayar uangnya 50 juta won, entah itu dari deposit rumah ataupun menjual organ tubuhnya. Hye Sung kesal, ia mengerti kemudian menutup teleponnya.



Hye Sung mengulurkan tangannya pada ahjuma pembagi souvenir. Ahjuma menghadap arah lain, menghindar. Hye Sung berdiri dihadapannya. Ahjuma tidak ingin memberinya lagi, kan Hye Sung sudah dapat. Hye Sung mengatakan ia membutuhkan benda itu (sejenis note) untuk pekerjaannya dan lagipula bukankah lebih baik jika mendistribusikannya lebih cepat. Hye Sung mengambil banyak kemudian pergi. Ahjuma kesal, “Dia sangat hemat.”


Cha Kwan Woo (Yoon Sang Hyun) berada disebuah gedung. Ia menyapa beberapa orang yang merasa risih melihatnya (wkk~ dia masih make sepatu bertali, fashion old). Kwan Woo berdiri didepan sebuah papan pengumuman (mungkin). Ia lalu membaca, ruang 529. Ia lalu merapikan dasinya kemudian menghela nafas.

Kwan Woo berdiri didepan ruang 529, ruang konferensi kecil. Ia lalu mengeluarkan parfum dari saku jasnya dan menyemrotkan kemulutnya. Ia kemudian membuat tanda salib seperti umat Katolik. Kwan Woo lalu membuka pintu dan..

Hanya ada Hye Sung yang bermain game disana. Kwan Woo memastikan kebenaran ruangannya. Ia tersenyum kemudian menutup pintu lalu duduk dikursi yang berada didepan Hye Sung. Kwan Woo lega karena tidak banyak orang yang ikut.

Kwan Woo terus mengoceh. Ia bertanya pada seniornya tentang pertanyaan yang mungkin keluar saat interview dan menawarkan pada Hye Sung untuk membacanya, tapi Hye Sung dengan dingin menjawab tidak. Senyum Kwan Woo hilang. Ia menghela nafas, ia benar-benar gugup karena impiannya menjadi Public Defender, apa itu juga impian Hye Sung? Hye Sung diam kemudian menjawab dengan ketus, tidak juga.

Kwan Woo kembali mengoceh, ia dulu seorang polisi tapi ia menyerah dan mengambil ujian hukum untuk menjadi pengacara. Ia disuruh untuk menjadi Public Defender, apa Hye Sung tidak tertarik untuk mengetahui alasan mengapa ia melakukannya? Hye Sung berhenti bermain game dan menatap Kwan Woo tajam. Ia lalu menjawab ketus, "Ya."

Seseorang membuka pintu dan menanyakan alasan keduanya diruangan itu. Kwan Woo berdiri dan menjawab kalau ia ingin melakukan interview Public Defender. Orang itu menjelaskan ruangan yang sebenarnya, ruang 529 koridor timur dan ini koridor barat. Hye Sung sadar dan menutup ponselnya lalu berlari. Kwan Woo berteriak, "Ayo pergi bersama!"

Hye Sung lari terbirit-birit dan Kwan Woo menyusul dibelakangnya. Hye Sung tiba lebih dulu dan membuka pintu ruangan, ada banyak orang disana, ia terkejut. Kwan Woo yang baru tiba kembali mengoceh namun begitu melihat kedalam ruangan ia terdiam karena terkejut. Mulutnya ternganga.

Kwan Woo lalu bertanya, "Apa semua orang disini ingin di interview?" Seorang pria menjawab, "Tidak semua." Ini hari ketiga, jadi jumlah orang-orang 3x lipat dari jumlah sebelumnya.

Hye Sung mendorong Kwan Woo ke pintu, ia meminta prediksi pertanyaan untuk interview.

Hakim Kim (Kim Kwang Gyu) melihat biodata Kwan Woo dan memuji nilainya. Dengan nilai sebagus itu Kwan Woo pasti mendapat banyak tawaran dari fima hukum, tapi kenapa dia malah ingin menjadi Public Defender? Kwan Woo menjawab dengan jujur, ia bekerja bukan untuk uang tapi untuk membela kebenaran. Ia menjawab dengan penuh semangat.

Hye Sung menguping jawaban dari beberapa peserta lain dan mencoret kalimat yang sudah dirangkainya. Ia pun mencoret semua kalimat itu karena semuanya sudah digunakan oleh orang-orang sebelumnya.

Tiba giliran Hye Sung. Ia melihat kertas yang sudah dicoretnya dan memasukkannya kedalam sakunya. Hakim Kim meminta alasan mengapa Hye Sung ingin menjadi Public Defender. Hye Sung berdiri kemudian membagikan souvenir yang didapatnya kepada ketiga juri. Ia lalu menjelaskan, itu adalah souvenir dari kedokteran gigi. Untuk menghemat uang, ia menggunakan akal untuk mendapatkannya dari mereka.

Hakim Kim bertanya, apa Hye Sung mencoba menarik simpati? Hye Sung pun jujur, ia datang untuk uang. Ia tidak punya kemampuan untuk masuk firma hukum dan tidak punya uang untuk mempekerjakan seorang makelar. Ia dikeluarkan dari sekolah dan datang ke perguruan tinggi dari pedesaan. Ia juga tidak punya koneksi bahkan tidak bisa menghasilkan 1 juta won per bulan. Tapi, jika ia menjadi Public Defender, ia bisa memperoleh 3-4 juta won per bulan.

Hakim Kim tidak percaya masih ada pengacara yang jujur. Ini baru, kurasa aku bisa meloloskannya. Hye Sung menaikkan alisnya. Kedua juri lainnya tertawa. Hakim Kim ternyata hanya bercanda, ia menganggap hal itu hanya ada dalam drama dan Hye Sung salah pengertian. Ia akan memberitahu hasilnya melalui email. Hye Sung berdiri hendak pergi.

Tapi tiba-tiba Hakim Kim bicara, "Tapi, aku punya satu pertanyaan. Kau bilang kau dikeluarkan, kan?" Hye Sung membenarkan. Hakim Kim penasaran alasan dia dikeluarkan. Hye Sung bernegosiasi, "Jika kuceritakan padamu.. akankah kau meloloskanku?" Hakim Kim mencoba menawar, "Jika pengaruhnya kuat siapa tahu?" Juri yang lain menegur Hakim Kim. Hye Sung tersenyum licik, "Pengaruh yang kuat? Pastinya." Hakim Kim menyuruh Hye Sung menceritakan padanya. Hye Sung pun duduk, "Sepuluh tahun yang lalu, aku punya seorang teman. Dia putri dari keluarga dimana Ibunya bekerja sebagai pembantu."

                                   

"Dia cantik dan pintar. Dia benar-benar menjengkelkan." Hye Sung remaja (Kim So Hyun) tengah ujian dikelasnya. Gadis yang dimaksud adalah Seo Do Yun (Jung Min Ah). Dia duduk disebelah Hye Sung. Do Yun menarik contekan yang diletakkan didalam pergelangan tangan bajunya. Hye Sung melihatnya dan tersenyum sinis.

Do Yun melihat Hye Sung dan terkejut menyadari bahwa Hye Sung melihat hal itu. "Dan aku melihat sebuah kekurangan yang seharusnya tidak kulihat." Do Yun yang terkejut berusaha menenangkan diri.

Do Yun bersama dengan teman-temannya bermain kembang api dihalaman rumahnya. 

"Selama ujian, dia selalu berada di 10 besar, tapi waktu itu dia berada di peringkat pertama disekolah. Ibunya membuat pesta ucapan selamat padanya. Aku dan Ibuku harus memasak untuk pesta itu."

Ibu Do Yun datang memberitahu kalau anak-anak (teman Do Yun) sudah lapar. Ia menyuruh Hye Sung untuk menaruh Japchae dalam 2 piring. Hye Sung hanya bisa mematuhi.

Hye Sung membawa makanan sambil menatap kagum ke langit. Senyumnya menghilang begitu melihat Do Yun. Ia meletakkan makanan dan hendak kembali ke dapur, tapi seorang teman Do Yun mengajaknya ikut bermain. Gadis itu meminta izin Do Yun, Do Yun pun terpaksa mengiyakan. Gadis itu pun memberikan kembang api pada Hye Sung.

                                     

Hye Sung bimbang, apa ia harus menyalakannya atau tidak. Gadis yang meminta Hye Sung untuk ikut, menyalakan kembang apinya namun sepertinya tidak berfungsi. Ia tanpa sengaja mengubah arahnya ke Do Yun dan tak disangka apinya keluar dan mengenai mata Do Yun. Do Yun terjatuh.

Gadis itu terkejut. Teman-teman Do Yun segera menghampiri Do Yun sedangkan gadis itu dan Hye Sung berdiri diam. Seseorang menyuruh untuk menelpon 119. Gadis itu menjatuhkan kembang apinya dan segera menghampiri Do Yun yang terluka. Semua panik.

Sepatu yang dipakai Ibu Do Yun udah keluar ya 10 tahun lalu?
Orang tua Do Yun dan Ibu Hye Sung datang. Ibu panik, Do Yun memegang mata kirinya kesakitan. Hye Sung masih berdiri diam. "Pada waktu itu aku terkejut dan khawatir tapi.." Hye Sung menjatuhkan merconnya. "kalau dipikirkan dalam-dalam, itu cocok untuknya. Aku tidak benar-benar menyukainya."

Mata Do Yun diperban. Dokter menjelaskan hasil CT Scan, tidak ada yang berbahaya untuk otaknya tapi mata kirinya mengkhawatirkan. Ayah kaget, apa mungkin dia.. (buta). Dokter mengatakan mereka perlu membuka perbannya lebih dulu tapi korneanya benar-benar dalam bahaya. Jadi besar kemungkinan dia kehilangan penglihatan di mata kirinya. Ibu terkejut mendengar pernyataan itu.

Hye Sung kesal karena Do Yun hanyalah sakit dan mengapa mereka harus membawakannya makanan? Ibu memukul Hye Sung, "Apa Do Yun orang asing?" Hye Sung membalas, iya dia orang asing. Ibu bicara, "Dia tinggal denganmu lebih dari sepuluh tahun. Jika kau tinggal dirumah yang sama dengannya lebih dari sepuluh tahun maka dia lebih dari keluarga." Hye Sung mendengus. Ibu menyuruh Hye Sung cepat karena mereka akan pergi bersama. Hye Sung tidak mau, ia tidak menyukai Do Yun. Ibu memukul kepala Hye Sung. Hye Sung kesal.

Dua orang teman Do Yun ada dirumah sakit, termasuk gadis yang melakukan hal itu. Ayah bertanya siapa pelakunya. Seorang temannya menjawab tidak tahu, mereka tidak melihat pelakunya. Ia lalu bertanya pada gadis yang menjadi pelaku. Gadis itu mengaku melihat pelakunya. Semua terkejut, siapa? Gadis itu ragu-ragu.

Tiba-tiba Ibu dan Hye Sung datang membawa makanan. Gadis itu segera mengatakan Hye Sung yang melakukannya, ia melihatnya. Semua terkejut. Ibu tidak tahu maksudnya. Gadis itu berbohong, Hye Sung menembakkan kembang api ke mata Do Yun. Hye Sung terkejut mendengar pernyataan palsu itu, ia segera membantahnya. Ia bahkan tidak menghidupkan kembang apinya. Ibu kecewa, bagaimana bisa Hye Sung melakukannya. Hye Sung membantah hal itu.

Ayah memastikan sekali lagi. Apa hal itu hanyalah kesimpulan atau memang bukti. Gadis itu gugup. Hye Sung mengatakan gadis  itu tidak melihatnya, bagaimana mungkin ia melihatnya padahal ia tidak melakukannya? Do Yun berbohong, aku melihatnya juga. Aku melihat Hye Sung menembakkan kembang api ke wajahku. Gadis itu memperkuat bukti, ia bertanya pada teman yang satunya dan terpaksa di iyakan.

Hye Sung mendengus kesal, sepertinya ia akan menangis. Ibu bicara, apa itu benar kau? Hye Sung membantahnya lagi, mereka berencana menentangku. Do Yun berpura-pura marah. Ayah terlihat menahan amarahnya. Ibu meletakkan makanan tadi dan menarik pergelangan tangan Hye Sung, ia ingin bicara. Ibu Do Yun kesal, membicarakan apa? Dia seharusnya berlutut minta maaf sekarang. Ayah menahan tangan Ibu Do Yun. Ibu Hye Sung meminta maaf, ia meminta mereka untuk bersabar dan menarik Hye Sung keluar. Ibu Do Yun kesal, apa Ayah percaya pada mereka? Do Yun terlihat was-was.

Hye Sung kesal, bukan aku. Kubilang bukan aku. Ibu menyuruh Hye Sung menatap matanya, ini benar bukan kau pelakunya kan? Hye Sung membantahnya. Ibu mengatakan bahkan jika Hye Sung pelakunya ia akan melindunginya, jadi jangan menambah atau mengurangi. Ceritakan yang sebenarnya.
                                       
Hye Sung menangis, tidak peduli seberapa egoisnya dirinya dan seberapa bencinya ia pada Do Yun, ia tidak akan sejauh itu. Sikapku memang buruk, tapi aku tidak akan sejauh itu. Aku tidak sedingin itu. Ibu menangis. Ia menyuruh Hye Sung berhenti menangis. Hye Sung bertanya, "Apa kau mempercayaiku?" Ibu menjawab, kau bilang padaku untuk mempercayaimu. Hye Sung kesal, "Kau mempercayaiku karena aku menyuruhmu? Kau tidak benar-benar mempercayaiku?" Ibu kesal dan memukul kepala Hye Sung, ia sudah mempercayai Hye Sung tapi dia malah mengoceh.

                                          

Do Yun memastikan apakah Ayah mempercayainya atau tidak. Ayah tidak menjawab, ia menyuruh Do Yun untuk berbaring, mereka akan mendengar penjelasan Hye Sung lebih dulu. Do Yun cemas.

Ibu dan Hye Sung masuk. Ibu mengatakan kalau Hye Sung tidak melakukannya. Ibu Do Yun kesal, melindunginya tidak akan menyelesaikan masalah. Ibu tidak melindunginya, "Hye Sung tidak pernah menangis bahkan saat kehilangan Ayahnya dan tidak mengeluarkan setetes air matapun saat kakinya patah ketika skating. Hanya ada satu alasan mengapa dia menangis.. yaitu saat dia merasa disalahkan. Melihatnya menangis seperti ini, dia pasti merasa sangat disalahkan. Ini bukan Hye Sung ku. Ini pasti orang lain. Aku yakin. Tolong percaya padaku dan Hye Sung."

Ibu Do Yun kesal, ada saksi mata. Ibu dengan tenang mengatakan mungkin mereka bingung karena ada banyak anak-anak. Bukan Hye Sung yang melakukannya. Ibu Do Yun semakin kesal karena Ayah tidak melakukan sesuatu, apa Ayah akan terus mendengarkan mereka? Do Yun sepertinya ketakutan.

Ayah pun bicara, "Hye Sung. Aku tidak mendengarkanmu bukan karena aku percaya padamu. Aku menunggumu." Menunggu apa? Menunggu sampai Hye Sung mengakui, menyesali, dan meminta maaf. Hye Sung kecewa, ia tidak melakukannya. Do Yun tersenyum senang. Ayah memberikan tawaran, akui sekarang dan meminta maaf dengan tulus maka ia akan memikirkan masa depan Hye Sung, memaafkannya dan hidup seperti biasanya. Tapi, jika Hye Sung tetap tidak mau mengaku, maka ia tidak akan membiarkan Hye Sung bersekolah di tempat yang sama dengan Do Yun.

Mata Hye Sung berkaca-kaca, apa itu artinya ia akan dikeluarkan? Ibu kembali membela putrinya. Dan satu hal lagi, Ayah menyuruh mereka keluar dari rumah. Hye Sung tidak percaya, kenapa begitu tiba-tiba? Air matanya jatuh. Ayah menyuruh mereka untuk mengaku dan meminta maaf, itulah kesempatan terakhir mereka. Kesempatan itu ia berikan karena mereka sudah berhubungan selama 10 tahun. Ayah lalu menghampiri Do Yun yang tersenyum tipis.

Hye Sung menatap Ibunya, "Eomma.." Matanya berkaca-kaca, "I.." Semua menunggu kata berikutnya, "am not.." Hye Sung berteriak, "the culprit (pelaku kejahatan)! Jadi, aku tidak perlu meminta maaf dan mengaku!"

Guru wali kelas memberikan surat D.O (Drop Out) pada Hye Sung. Surat itu akan menolongnya menemukan sekolah baru yang baik untuk Hye Sung. Jika Hye Sung tidak mengisi lembar isian maka mereka terpaksa mengeluarkannya. Hye Sung terkejut.

Ia lebih terkejut mengetahui fakta bahwa barang-barang mereka sudah diangkut keluar. Apalagi saat Supir Kim memberikan uang pesagon. Hye Sung menyuruh Ibu untuk tidak mengambilnya jika Ibu mempercayainya.


                                             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar